Mengapa video kecerdasan buatan bisa membuat orang merasa menyeramkan
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, video kecerdasan buatan secara bertahap menjadi fokus perhatian baru. Meskipun video-video ini menampilkan kemajuan dan kemungkinan teknologi, video-video tersebut juga sering menimbulkan perasaan tidak nyaman yang dapat membuat orang merasa menyeramkan. Perasaan ini terutama datang dari beberapa aspek.
Pertama, video AI sering kali meniru perilaku manusia, termasuk ucapan, ekspresi, dan gerakan. Ketika simulasi ini mencapai tingkat realisme yang tinggi, simulasi tersebut dapat memicu "efek lembah yang luar biasa". Fenomena ini pertama kali dikemukakan oleh pakar robotika Jepang Masahiro Mori. Hal ini mengacu pada fakta bahwa ketika robot atau karakter virtual semakin dekat dengan manusia dalam penampilan dan perilaku, kesukaan manusia terhadap mereka akan tiba-tiba menurun, dan sebaliknya akan menimbulkan perasaan senang. ketakutan dan rasa jijik. Hal ini karena peniruan yang sangat realistis dapat menyebabkan orang mendeteksi perbedaan yang halus, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman yang menakutkan. Misalnya, sebuah aplikasi bernama FaceApp yang pernah populer, memungkinkan pengguna melakukan berbagai transformasi pada wajah mereka di foto. Namun, jika gambar yang dihasilkan aplikasi terlalu realistis, dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang-orang. Meskipun FaceApp tidak lagi populer, alat serupa terus bermunculan dan terus menantang batas-batas persepsi masyarakat tentang “realitas”.
Kedua, konten video AI seringkali tidak dapat diprediksi. Berkat kemampuan pembelajaran algoritmanya, AI dapat membuat konten video yang melebihi ekspektasi. Hal ini menimbulkan kejutan dan mungkin ketakutan. Misalnya, beberapa teknologi deepfake dapat dengan mulus mencangkokkan fitur wajah seseorang ke tubuh orang lain, sehingga menciptakan pemandangan yang tampak nyata. Meskipun teknologi ini awalnya digunakan untuk tujuan hiburan, seperti membuat video lucu, potensi penyalahgunaannya tidak dapat diabaikan. Jika digunakan secara jahat, hal ini dapat menyebabkan pelanggaran serius terhadap privasi pribadi dan bahkan mempengaruhi ketertiban dan keamanan sosial. Oleh karena itu, banyak orang yang merasa resah dan panik ketika menghadapi ketidakterkendali tersebut.
Selain itu, popularitas video yang didukung AI telah meningkatkan kekhawatiran akan semakin tidak terkendalinya teknologi tersebut. Dengan berkembangnya kecerdasan buatan, algoritma pembelajaran mesin telah mampu melampaui kinerja manusia di banyak bidang. Mulai dari mobil tanpa pengemudi, sistem diagnostik medis, hingga alat analisis keuangan yang canggih, kecerdasan buatan secara bertahap mengubah cara hidup kita. Namun, kemajuan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang kecerdasan mesin yang melebihi kendali manusia. Ada kekhawatiran bahwa jika sistem AI tidak berfungsi atau terpengaruh oleh instruksi yang salah, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk. Kekhawatiran ini tercermin dalam video AI yang meningkatkan ketegangan pemirsa dengan menampilkan situasi ekstrem. Misalnya, plot di beberapa film fiksi ilmiah menggambarkan adegan robot yang memberontak melawan manusia di dunia masa depan. Gambaran seperti itu niscaya akan memperdalam ketakutan masyarakat akan hilangnya kendali teknologi.
Terakhir, video AI juga mencerminkan kecemasan yang lazim terjadi di masyarakat modern. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan struktur sosial, banyak orang yang merasa bingung dan tidak berdaya. Mereka khawatir pekerjaan mereka akan digantikan oleh mesin dan hubungan interpersonal akan menjadi terasing karena terlalu bergantung pada teknologi. Dalam konteks ini, faktor-faktor yang tidak diketahui dalam video kecerdasan buatan dapat dengan mudah menimbulkan ketakutan masyarakat dan mengingatkan mereka akan ketidakpastian yang mereka hadapi. Misalnya saja dalam serial TV berjudul "Black Mirror", terdapat episode tentang sistem AI yang dapat memprediksi perilaku manusia secara akurat, yang pada akhirnya digunakan untuk mengontrol kehidupan manusia. Episode ini mencerminkan kekhawatiran mengenai privasi dan pengawasan teknologi, sekaligus mengungkapkan ketakutan akan hilangnya kebebasan memilih.
Singkatnya, alasan utama mengapa video kecerdasan buatan itu menyeramkan adalah karena video tersebut memicu kepekaan psikologis manusia. Untuk lebih memahami dan mengatasi emosi ini, kita perlu memperkuat pemahaman kita tentang teknologi kecerdasan buatan, dan pada saat yang sama belajar bagaimana melihat secara rasional tantangan-tantangan yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Hanya dengan cara inilah kita bisa menghadapi berbagai situasi yang mungkin timbul di masa depan dengan lebih tenang.
Tutorial dan informasi website resmi penggunaan teknologi deepfake:
Teknologi pemalsuan mendalam biasanya memerlukan penggunaan perangkat lunak tertentu, seperti DeepFaceLab. Perangkat lunak jenis ini memungkinkan pengguna mengunggah materi sumber dan materi target, lalu secara otomatis menyelesaikan proses penggantian wajah.
Situs web resmi DeepFaceLab adalah https://github.com/deepfakes/df-app. Harap diperhatikan bahwa penggunaan alat tersebut harus mematuhi undang-undang dan peraturan terkait, menghormati hak privasi orang lain, dan menghindari penggunaan yang tidak patut.